Teknologi Era Megalitikum: Membangun Peradaban dengan Batu Besar

Teknologi Era Megalitikum: Membangun Peradaban dengan Batu Besar

Posted on

SANTRI TEKNO Era Megalitikum, yang berlangsung sekitar 4.000 – 500 SM, diwarnai dengan perkembangan teknologi yang memanfaatkan batu-batu besar untuk membangun struktur dan peralatan. Teknologi Era Megalitikum ini menjadi ciri khas dan membedakannya dari era prasejarah sebelumnya.

Ciri Khas Teknologi Megalitikum

Teknologi Megalitikum memiliki beberapa ciri khas, yaitu:

  • Penggunaan Batu Besar: Batu besar menjadi bahan utama dalam pembuatan struktur dan peralatan. Batu-batu ini diangkut dan diolah dengan menggunakan alat-alat sederhana, seperti kapak batu dan tali.
  • Teknik Membangun Kuno: Teknik-teknik seperti menumpuk, memahat, dan melubangi batu digunakan untuk membangun struktur megalitikum.
  • Kepercayaan dan Ritual: Banyak struktur megalitikum diyakini memiliki fungsi religius dan ritual, sebagai tempat pemujaan leluhur atau persembahan kepada roh-roh.

Berikut beberapa teknologi penting yang berkembang di Era Megalitikum:

1. Teknik Mengolah Batu

  • Pembelahan Batu: Teknik memecah batu menjadi bentuk yang diinginkan dengan menggunakan alat-alat batu keras, seperti pahat dan palu batu.
  • Pengasahan Batu: Menghaluskan permukaan batu dengan alat batu abrasif untuk menghasilkan permukaan yang rata dan halus.
  • Pembuatan Lubang: Membuat lubang pada batu dengan cara dibor, dipahat, atau diasah, untuk keperluan penyambungan atau pemasangan struktur.
  • Pemindahan Batu: Mengangkut batu besar dengan menggunakan sistem katrol, balok kayu, atau tenaga manusia yang bekerja sama.

2. Struktur Megalitikum

  • Menhir: Batu besar yang didirikan tegak sebagai monumen atau simbol religius.
  • Dolmen: Struktur batu yang terdiri dari dua atau lebih batu besar yang ditumpuk dengan batu datar di atasnya, sering kali digunakan sebagai kuburan.
  • Sarkofagus: Peti mati batu yang digunakan untuk menyimpan jasad orang yang meninggal.
  • Punden Berundak: Struktur terasering yang terbuat dari batu yang dibentuk seperti tangga, sering kali digunakan untuk tujuan religius atau pertanian.
  • Tembok Megalitikum: Dinding batu yang tersusun dari batu-batu besar, biasanya digunakan untuk memperkuat benteng atau pemukiman.

3. Teknologi Pendukung

  • Peralatan Batu: Peralatan sehari-hari seperti kapak batu, pisau batu, dan alat pertanian terbuat dari batu yang diasah dan dibentuk.
  • Sistem Pertukaran Barang: Perdagangan dan pertukaran barang antar kelompok masyarakat mulai berkembang dengan sistem barter.
  • Sistem Kepercayaan: Kepercayaan animisme dan dinamisme mulai berkembang, dengan ritual dan upacara yang berkaitan dengan roh leluhur dan kekuatan alam.

Dampak Teknologi Megalitikum

Teknologi Era Megalitikum memberikan dampak signifikan bagi kehidupan masyarakat, di antaranya:

  • Perkembangan Arsitektur: Kemampuan membangun struktur megalitikum menunjukkan kemajuan dalam arsitektur dan teknik konstruksi.
  • Sistem Sosial: Kepercayaan dan ritual yang terkait dengan struktur megalitikum memperkuat ikatan sosial dan komunitas.
  • Perdagangan: Pertukaran barang dan ide antar kelompok masyarakat semakin berkembang.
  • Pertanian: Sistem terasering punden berundak meningkatkan hasil panen dan mendukung perkembangan pertanian.

Peninggalan-peninggalan Era Megalitikum, seperti menhir, dolmen, dan punden berundak, masih dapat kita jumpai di berbagai daerah di Indonesia hingga saat ini. Peninggalan-peninggalan ini menjadi bukti kemajuan teknologi dan peradaban manusia pada masa lampau.

Contoh Teknologi Megalitikum di Indonesia

  • Menhir: Batu besar yang didirikan tegak, biasanya memiliki fungsi religius atau penanda wilayah.
  • Dolmen: Struktur batu yang terdiri dari dua atau lebih batu besar yang ditumpuk, biasanya digunakan sebagai kuburan.
  • Sarkofagus: Peti mati batu yang digunakan untuk menguburkan jenazah.
  • Warung Batu: Struktur batu yang terdiri dari beberapa tiang batu dan batu datar di atasnya, fungsinya masih belum diketahui secara pasti.
  • Punden Berundak: Struktur terasering yang terbuat dari batu, biasanya digunakan untuk kegiatan pertanian atau ritual.

Teknologi Megalitikum merupakan bukti kecerdasan dan ketekunan manusia purba dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk membangun peradaban.

Teknologi ini memiliki pengaruh besar bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan religius masyarakat di era Megalitikum. Peninggalan-peninggalan teknologi Megalitikum yang masih ada hingga saat ini menjadi saksi bisu kemajuan peradaban manusia di masa lampau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *